Selasa, 24 April 2012

ekonomi syariah (perilaku produsen)


PERILAKU PRODUSEN
Dipandang dari sudut ekonomi, berbagai usaha mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari maksimum dengan jalan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi seefisien mungkin, sehingga usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang paling efisien. Bagi setiap perusahaan pemaksimuman keuntungan belum tentu merupakan satu-satunya tujuan. Seorang pengusaha muslim terikat oleh beberapa aspek dalam melakukan prosuksi, antara lain:
1.      Berproduksi  merupakan ibadah, sebagai sorang muslim berprosuksi sam artinya dengan mengaktualisasikan keberadaan hidayah Allah yang telah diberikan kepada manusia. Hidayah Allah bagi seorang muslim berfungsi untuk mengatur bagiimana ia berproduksi. Seorang muslim yakin apapun yang diciptakan Allah di bumi ini untuk kebaikan, dan apa pun yang Allah berikan kepada manusia sebagai sarana utnuk menydarkan atas fungsinya sebagai khalifah. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 29, “Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.
2.      Faktor produksi yang digunakan untuk menyelenggarakan proses produksi sifatnya tidak terbatas, untuk menggunakan manusia perlu berusaha mengoptimalkan segala kemampuannya yang telah Allah  berikan. Seorang muslim tidak akan kecil hati bahwa Allah tidak akan memberikan rezeki kepadanya. Allah befirman dalam surat Fush Shilat (41) ayat 31: “Kamilah pelindung-pelindung dalam kehidupan dunia dan akhirat
3.      Seorang muslim yakin bahwa apa pun yang diusahakannya sesuai dengan ajaran Islam tidak membuat hidupnya menjadi kesulitan. Sebagaiman dinyatkan Allah dalam surat Al-Mulk (67) ayat 15, “Dialah yang menjadaikan bumi itu mudah bagi kamu maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagaian dari rezeki-Nya
4.      Berproduksi bukan semata-mata  karena keuntungan yang diperolehnya tetapi juga seberapa penting manfaat dari keuntungan tersebut untuk kemanfaatan (kemaslahatan) masyarakat. Dalam konsep Islam harta adalah titipan Allah yang dipercayakan untuk diberikan kepada orang-orang tertentu, harta bagi seorang muslim bermakna amanah. Mak ia menyadari tidak berhak atas harta tersebut sepenuhnya sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariat (51) ayat 19 “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian
5.      Seorang muslim mengindari praktek produksi yang mengandung unsur haram atau riba, pasar gelap dan spekulasi. Allah berfirman dalma surat Al-Maidah (5) ayat 90: “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, berhala dan mengundi nasib dengan panah adalah (perbuatan) keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan

1.      PRODUKSI
Masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah bagaimana komposisi dan faktor-faktor produksi yang digunakan, dan untuk masing-masing faktor produksi  tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan. Di dalam memecahkan masalah ini dua aspek kehidupan harus diperhatikan, yaitu:
1)      Komposisi faktor produksi yang bagimana bagi seorang  muslim untuk menciptakan tingkat produksi  yang tinggi? Atau
2)      Komposisi faktor produksi yang bagiamana seorang muslim untuk meminimumkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk mancapai suatu tingkat produksi tertentu?
Kaitan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: tenaga kerja, tanah, modal, dan organisasi. Di dalam teori ekonomi analisis produksi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang belakang (tanah, modal, dan organisasi) adalah tetap jumlahnya (ceteris paribus). Hanya tenaga kerja yang dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya, sehingga gambaran hubungan antara faktor produksi antara faktor produksi  yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai. Di dalam memikirkan aspek yang kedua, yaitu , menentukan komposisi faktor produksi yang akan meminimalkan biaya produksi, seorang muslim perlu memperhatikan:
1)      Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan, dan
2)      Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudakan oleh faktor produksi yang ditambahan tersebut.
Sebagai contoh, soerang pengusaha muslim menentukan pilihan untuk menambahn faktor produksi; sarungh atau celan apanjang. Bila ia akan menambah satu unit, tambahan faktor produksi sarung memakan biaya Rp. 1.500 dan ia memberi hasil tambahan Rp. 6.000. sedangkan satu unit tambahan faktor produksi celan panjang memakan biaya Rp. 2.000 dan menghasilkan Rp. 6.000. Faktor produksi manakah yang harus ditambah oleh pengusaha muslim tersebut?. Karena biaya sarung lebih murah tetapi tambahan hasil penjualan sama dengan yang  diciptakan faktor produksi  celana panjang maka ia akan memproduksi sarung. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa untuk meminimumkan biaya atau memaksimumkan hasil penjualan, prinsip yang harus dipegang pengusaha muslim adalah mengambil unit tambahan faktor produksi  yang biaya per rupiah akan menghasilkan tambahan nilai penjualan yang paling maksimum.





2.      FUNGSI PRODUKSI
2.1.Berbagai Pengertian Produksi
Analisa mengenai produksi meliputi beberapa penilain yang terdiri dari penilaian yang teridri dari produksi total (total product), produksi marginal (marginal  product), dan produksi rata-rata (average product)
1)      Produksi Total (TP), adalah keseluruhan jumlah produksi yang dikeluarkan oleh seorang pengusaha. Produksi total didapata dari menjumlahkan jumlah barang yang diproduksi (Q) dengan harga barang (P). Total produksi dapat diformulasikan sebagai berikut:
2)      Produksi marjinal (MP) adalah tambahan yang diakibatkan oleh penambahan satu faktor produksi yang digunakan. Apabnla ΔTP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marginal dapat diformulasikan  dalam bentuk berikut:
3)      Produksi rata-rata adalah produksi yang secara rata-rata yang dihasilkan faktor produksi. Apabila produksi total adalah TP, jumlah faktor produksi TP, jumlah faktor produksi tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata dapat diformulasikan dalam bentuk sebagai berikut:
Hubungan total produksi, produksi marginal dan produksi rata-rata dapat diperhatikan pada tabel 1.1 dan gambar 1.2 Tabel 1.1 menunjukkan produksi sarung oleh pengusaha muslim dngan junlah tenaga kerja yang berubah-ubah. Produksi total mengalami pertambahan-pertambahan pada setiap pengusaha menambah satu tenaga kerja. Tetapi, setiap pertambahan  tenaga kerja 5, 6 Dan 7 semakin kecil hasilnya pada penambahan tenaga kerja ke 8 total produksi sama dengan tenaga kerja ke 7. Jika pengusaha tersebut ingin menambah tenaga kerja lagi, maka pada penambahan tenaga kerja ke 9, dan 10 total produksi menurun.

Tabel 1.1
Pengaruh Perubahan Tenaga Kerja atas Tingkat Produksi Total
Tenaga Kerja
Produksi Total
Produksi Marginal
Produksi rata-rata
1
250
-
250
2
350
100
175
3
470
120
157
4
800
330
200
5
1200
400
240
6
1450
250
242
7
1550
100
221
8
1580
30
198
9
1450
0
161
10
1400
-50
140

Bila hal tersebut digambar dengan memperhitungkan hubungan antara MP dan AR maka dapat dubuat gambar 1.1. Kurva TP adalah kurva produksi total menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi. Bentuk TP cekung ke atas apabila tenaga kerja yang digunkan masih sedikit. Dalam kondisi seperti itu MP bertmabhan tinggi yang dapat dilihat dari kurva MP. Setelah menggunkan 3 tenaga kerja pertambahan tenaga kerja selanjutnya tidak menambah TP sebanyak TP seblumnya. Kurva MP yang terus menurun dan kurva TP mulai terbentuk cekung ke atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar