PERILAKU PRODUSEN
Dipandang
dari sudut ekonomi, berbagai usaha mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari maksimum dengan jalan
mengatur penggunaan faktor-faktor produksi seefisien mungkin, sehingga usaha
memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang paling efisien. Bagi
setiap perusahaan pemaksimuman keuntungan belum tentu merupakan satu-satunya
tujuan. Seorang pengusaha muslim terikat oleh beberapa aspek dalam melakukan
prosuksi, antara lain:
1. Berproduksi merupakan ibadah, sebagai sorang muslim
berprosuksi sam artinya dengan mengaktualisasikan keberadaan hidayah Allah yang
telah diberikan kepada manusia. Hidayah Allah bagi seorang muslim berfungsi
untuk mengatur bagiimana ia berproduksi. Seorang muslim yakin apapun yang
diciptakan Allah di bumi ini untuk kebaikan, dan apa pun yang Allah berikan
kepada manusia sebagai sarana utnuk menydarkan atas fungsinya sebagai khalifah.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 29, “Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”.
2.
Faktor produksi yang digunakan untuk
menyelenggarakan proses produksi sifatnya tidak terbatas, untuk menggunakan
manusia perlu berusaha mengoptimalkan segala kemampuannya yang telah Allah berikan. Seorang muslim tidak akan kecil hati
bahwa Allah tidak akan memberikan rezeki kepadanya. Allah befirman dalam surat
Fush Shilat (41) ayat 31: “Kamilah
pelindung-pelindung dalam kehidupan dunia dan akhirat”
3.
Seorang muslim yakin bahwa apa pun yang
diusahakannya sesuai dengan ajaran Islam tidak membuat hidupnya menjadi
kesulitan. Sebagaiman dinyatkan Allah dalam surat Al-Mulk (67) ayat 15, “Dialah yang menjadaikan bumi itu mudah bagi
kamu maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagaian dari
rezeki-Nya”
4.
Berproduksi bukan semata-mata karena keuntungan yang diperolehnya tetapi
juga seberapa penting manfaat dari keuntungan tersebut untuk kemanfaatan
(kemaslahatan) masyarakat. Dalam konsep Islam harta adalah titipan Allah yang
dipercayakan untuk diberikan kepada orang-orang tertentu, harta bagi seorang muslim
bermakna amanah. Mak ia menyadari tidak berhak atas harta tersebut sepenuhnya
sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariat (51) ayat 19 “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk
orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”
5.
Seorang muslim mengindari praktek
produksi yang mengandung unsur haram atau riba, pasar gelap dan spekulasi.
Allah berfirman dalma surat Al-Maidah (5) ayat 90: “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
berhala dan mengundi nasib dengan panah adalah (perbuatan) keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan”
1. PRODUKSI
Masalah pokok yang harus dipecahkan
produsen adalah bagaimana komposisi dan faktor-faktor produksi yang digunakan,
dan untuk masing-masing faktor produksi
tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan. Di dalam memecahkan
masalah ini dua aspek kehidupan harus diperhatikan, yaitu:
1)
Komposisi faktor produksi yang bagimana
bagi seorang muslim untuk menciptakan
tingkat produksi yang tinggi? Atau
2)
Komposisi faktor produksi yang bagiamana
seorang muslim untuk meminimumkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
mancapai suatu tingkat produksi tertentu?
Kaitan antara faktor-faktor produksi dan
tingkat produksi dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi dapat
dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: tenaga kerja, tanah, modal, dan
organisasi. Di dalam teori ekonomi analisis produksi selalu dimisalkan bahwa
tiga faktor produksi yang belakang (tanah, modal, dan organisasi) adalah tetap
jumlahnya (ceteris paribus). Hanya
tenaga kerja yang dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah
jumlahnya, sehingga gambaran hubungan antara faktor produksi antara faktor
produksi yang digunakan dan tingkat
produksi yang dicapai. Di dalam memikirkan aspek yang kedua, yaitu , menentukan
komposisi faktor produksi yang akan meminimalkan biaya produksi, seorang muslim
perlu memperhatikan:
1)
Besarnya pembayaran kepada faktor
produksi tambahan yang akan digunakan, dan
2)
Besarnya pertambahan hasil penjualan
yang diwujudakan oleh faktor produksi yang ditambahan tersebut.
Sebagai
contoh, soerang pengusaha muslim menentukan pilihan untuk menambahn faktor
produksi; sarungh atau celan apanjang. Bila ia akan menambah satu unit,
tambahan faktor produksi sarung memakan biaya Rp. 1.500 dan ia memberi hasil
tambahan Rp. 6.000. sedangkan satu unit tambahan faktor produksi celan panjang
memakan biaya Rp. 2.000 dan menghasilkan Rp. 6.000. Faktor produksi manakah
yang harus ditambah oleh pengusaha muslim tersebut?. Karena biaya sarung lebih
murah tetapi tambahan hasil penjualan sama dengan yang diciptakan faktor produksi celana panjang maka ia akan memproduksi
sarung. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa untuk meminimumkan biaya atau
memaksimumkan hasil penjualan, prinsip yang harus dipegang pengusaha muslim
adalah mengambil unit tambahan faktor produksi yang biaya per rupiah akan menghasilkan
tambahan nilai penjualan yang paling maksimum.
2. FUNGSI PRODUKSI
2.1.Berbagai
Pengertian Produksi
Analisa mengenai produksi meliputi beberapa penilain
yang terdiri dari penilaian yang teridri dari produksi total (total product),
produksi marginal (marginal product),
dan produksi rata-rata (average product)
1)
Produksi Total (TP), adalah keseluruhan
jumlah produksi yang dikeluarkan oleh seorang pengusaha. Produksi total
didapata dari menjumlahkan jumlah barang yang diproduksi (Q) dengan harga
barang (P). Total produksi dapat diformulasikan sebagai berikut:
2)
Produksi marjinal (MP) adalah tambahan
yang diakibatkan oleh penambahan satu faktor produksi yang digunakan. Apabnla ΔTP
adalah pertambahan produksi total, maka produksi marginal dapat
diformulasikan dalam bentuk berikut:
3)
Produksi rata-rata adalah produksi yang
secara rata-rata yang dihasilkan faktor produksi. Apabila produksi total adalah
TP, jumlah faktor produksi TP, jumlah faktor produksi tenaga kerja adalah L,
maka produksi rata-rata dapat diformulasikan dalam bentuk sebagai berikut:
Hubungan total
produksi, produksi marginal dan produksi rata-rata dapat diperhatikan pada
tabel 1.1 dan gambar 1.2 Tabel 1.1 menunjukkan produksi sarung oleh pengusaha
muslim dngan junlah tenaga kerja yang berubah-ubah. Produksi total mengalami
pertambahan-pertambahan pada setiap pengusaha menambah satu tenaga kerja.
Tetapi, setiap pertambahan tenaga kerja
5, 6 Dan 7 semakin kecil hasilnya pada penambahan tenaga kerja ke 8 total
produksi sama dengan tenaga kerja ke 7. Jika pengusaha tersebut ingin menambah
tenaga kerja lagi, maka pada penambahan tenaga kerja ke 9, dan 10 total
produksi menurun.
Tabel
1.1
Pengaruh
Perubahan Tenaga Kerja atas Tingkat Produksi Total
Tenaga
Kerja
|
Produksi
Total
|
Produksi
Marginal
|
Produksi
rata-rata
|
1
|
250
|
-
|
250
|
2
|
350
|
100
|
175
|
3
|
470
|
120
|
157
|
4
|
800
|
330
|
200
|
5
|
1200
|
400
|
240
|
6
|
1450
|
250
|
242
|
7
|
1550
|
100
|
221
|
8
|
1580
|
30
|
198
|
9
|
1450
|
0
|
161
|
10
|
1400
|
-50
|
140
|
Bila hal tersebut digambar dengan memperhitungkan
hubungan antara MP dan AR maka dapat dubuat gambar 1.1. Kurva TP adalah kurva
produksi total menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga
kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi. Bentuk TP cekung ke atas
apabila tenaga kerja yang digunkan masih sedikit. Dalam kondisi seperti itu MP
bertmabhan tinggi yang dapat dilihat dari kurva MP. Setelah menggunkan 3 tenaga
kerja pertambahan tenaga kerja selanjutnya tidak menambah TP sebanyak TP
seblumnya. Kurva MP yang terus menurun dan kurva TP mulai terbentuk cekung ke
atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar